Paragrafdapat juga dikatakan sebagai sebuah karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan di mana suatu gagasan mulai dan berakhir. Kita akan kepayahan membaca tulisan atau buku, kalau tidak ada paragraf, karena kita seolah-olah dicambuk untuk membaca terus menerus sampai selesai.
Secaralazim ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk dapat mengembangkan sebuah paragraf Cara-cara itu lazimnya mengembangkan kalimat topiknya sehingga menjadi (1) paragraf perbandingan, (2) paragraf pertanyaan, (3) paragraf sebab akibat, (4) paragraf contoh, (5) paragraf perulangan.
Sesuaidengan namanya, tahapan dalam strategi 3M adalah tahapan meniru, mengolah, lalu mengembangkan dari cerpen yang telah ada (Nugroho, 2009: ). Adapun Susi Budi Utami dalam penelitiannya, mengatakan bahwa strategi domino dapat dimanfaatkan untuk membantu siswa pada tahap pemilihan dan pengembangan tema, tokoh, alur, latar, dan sudut pandang.
Salahsatu cara untuk membantu kita menulis yang baik adalah kerangka. Iya, ini kerangka seperti kerangka karangan yang dipelajari waktu kita SD. Kita perlu berlatih untuk menentukan pokok pikiran dan mengembangkan pokok pikiran tersebut menjadi sebuah tulisan yang utuh. Dengan adanya kerangka, kita bisa fokus sesuai kebutuhan dan tujuan dari
Fungsiparagraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu Salah satu cara berlatih mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan membuat kerangka paragraf dahulu sebelum menulis paragraf itu. Sebagai contoh dapat dilihat paparan di bawah ini. Kerangka paragraf.
CaraMenulis Paragraf Argumentasi. Kata argumentasi berasal dari bahasa Inggris, to argue, yang berarti membuktikan atau menyampaikan alasan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa paragraf argumentasi yaitu karangan berisi ide atau gagasan dilengkapi data-data, fakta-fakta dan kesaksian, yang bertujuan meyakinkan pembaca dan
Jikaanda merasa perlu untuk merombak slogan anda dalam beberapa tahun, lakukan! Untuk membuat logo spesifik industri yang unik, gunakan generator logo online Logaster. 2. Luangkan waktu yang cukup. Jika anda ditugaskan untuk membuat slogan untuk sebuah perusahaan, bagi proses kerja anda menjadi beberapa langkah.
Dalamparagraf di bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa bakat merupakan kemampuan seseorang yang sudah ada sejak lahir. Bakat yang dimiliki oleh seseorang akan menuntunnya untuk dapat menemukan suatu hal yang akan dikuasainya. Cara Mengembangkan Minat dan Bakat Siswa. Berikut ini adalah beberapa cara mengembangkan minat dan bakat siswa
XxOh. Menulis adalah kemampuan yang sangat penting dalam kehidupan kita, terutama dalam dunia akademis dan profesional. Untuk mengembangkan kemampuan menulis yang baik, salah satu keterampilan yang harus dikuasai adalah kemampuan menulis paragraf yang efektif. Paragraf adalah unit terkecil dalam tulisan yang membentuk struktur dan organisasi dari sebuah karya tulis. Dalam artikel ini, kami akan membahas cara-cara berlatih mengembangkan paragraf yang baik dan efektif. Memahami Konsep Paragraf Sebelum memulai berlatih menulis paragraf yang baik, kita harus memahami konsep paragraf itu sendiri. Paragraf dapat didefinisikan sebagai sekelompok kalimat yang memiliki fokus pada satu ide atau gagasan. Setiap paragraf memiliki tiga komponen penting, yaitu kalimat topik, kalimat dukungan, dan kalimat penutup. Kalimat topik memberikan informasi tentang ide utama dari paragraf, kalimat dukungan memberikan penjelasan atau contoh yang mendukung ide utama, dan kalimat penutup memberikan kesimpulan dari paragraf. Untuk membuat paragraf yang baik, ada beberapa karakteristik yang harus diperhatikan, yaitu Relevansi Paragraf harus relevan dengan topik utama tulisan dan tetap fokus pada ide utama yang ingin disampaikan. Organisasi Paragraf harus memiliki struktur dan organisasi yang jelas agar mudah dipahami oleh pembaca. Konsistensi Paragraf harus konsisten dalam penggunaan tenses, gaya penulisan, dan kosakata. Keterkaitan Paragraf harus saling terkait dengan paragraf sebelumnya dan sesudahnya agar membentuk sebuah narasi yang utuh. Teknik Berlatih Mengembangkan Paragraf Berikut adalah beberapa teknik yang dapat digunakan untuk berlatih mengembangkan kemampuan menulis paragraf yang baik 1. Membaca dan mempelajari paragraf dari penulis terkenal Salah satu cara untuk belajar menulis paragraf yang baik adalah dengan membaca dan mempelajari paragraf dari penulis terkenal. Banyak penulis terkenal yang memiliki gaya penulisan yang unik dan dapat menjadi inspirasi untuk mengembangkan kemampuan menulis kita sendiri. Dengan membaca dan mempelajari paragraf mereka, kita dapat belajar tentang struktur paragraf, penggunaan bahasa, dan gaya penulisan yang efektif. 2. Membuat outline atau kerangka paragraf Sebelum menulis paragraf, sangat disarankan untuk membuat outline atau kerangka paragraf terlebih dahulu. Dengan membuat outline, kita dapat menentukan ide utama, membuat urutan paragraf yang logis, dan menentukan kalimat topik dari setiap paragraf. Outline juga membantu kita tetap fokus pada ide utama tulisan dan membuat paragraf lebih terstruktur dan mudah dipahami. 3. Berlatih menulis paragraf dengan berbagai jenis topik Untuk mengembangkan kemampuan menulis paragraf yang baik, kita harus berlatih menulis dengan berbagai jenis topik. Cobalah menulis paragraf dengan topik yang berbeda-beda, seperti berita, pendapat, deskripsi, narasi, atau argumentasi. Dengan berlatih menulis dengan berbagai jenis topik, kita dapat meningkatkan kemampuan menulis kita secara keseluruhan dan mengembangkan kemampuan menulis paragraf yang lebih baik. 4. Menerima umpan balik dari orang lain dan merevisi tulisan Setelah menulis paragraf, sangat disarankan untuk meminta umpan balik dari orang lain. Umpan balik dapat membantu kita melihat kesalahan atau kelemahan dalam tulisan kita, dan memberikan saran untuk memperbaiki atau meningkatkan tulisan. Dengan menerima umpan balik, kita dapat memperbaiki tulisan dan meningkatkan kemampuan menulis kita secara keseluruhan. Tips untuk Mengembangkan Paragraf yang Baik Selain teknik-teknik di atas, ada beberapa tips yang dapat membantu kita mengembangkan paragraf yang baik dan efektif Menjaga fokus pada topik utama paragraf Paragraf harus tetap fokus pada ide utama yang ingin disampaikan, dan tidak menyimpang ke topik lain yang tidak relevan. Menggunakan kalimat pembuka yang menarik perhatian pembaca Kalimat pembuka yang menarik dapat membuat pembaca tertarik untuk membaca lebih lanjut. Menghindari pengulangan kata-kata dan gagasan Pengulangan kata-kata dan gagasan dapat membuat tulisan menjadi membosankan dan kurang efektif. Menjaga konsistensi dalam penggunaan tenses dan gaya penulisan Konsistensi dalam penggunaan tenses dan gaya penulisan dapat membuat tulisan menjadi lebih terstruktur dan mudah dipahami. Kesimpulan Menulis paragraf yang baik dan efektif adalah keterampilan yang sangat penting untuk dikembangkan dalam dunia akademis dan profesional. Dalam artikel ini, kita telah membahas cara-cara berlatih mengembangkan paragraf yang baik, seperti membaca dan mempelajari paragraf dari penulis terkenal, membuat outline atau kerangka paragraf, berlatih menulis paragraf dengan berbagai jenis topik, dan menerima umpan balik dari orang lain dan merevisi tulisan. Selain itu, kita juga telah membahas tips untuk mengembangkan paragraf yang baik, seperti menjaga fokus pada topik utama paragraf, menggunakan kalimat pembuka yang menarik perhatian pembaca, menghindari pengulangan kata-kata dan gagasan, dan menjaga konsistensi dalam penggunaan tenses dan gaya penulisan. Dengan mempraktikkan teknik-teknik ini dan mengikuti tips yang disebutkan, kita dapat meningkatkan kemampuan menulis kita dan menghasilkan paragraf yang lebih baik dan efektif. Jadi, jangan takut untuk berlatih dan mencoba teknik-teknik ini dalam menulis paragraf. Semakin sering kita melakukannya, semakin baik kemampuan menulis kita akan menjadi. Selamat mencoba! 174 total views, 2 views today
Daftar Isi1 Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa PENGERTIAN JENIS PARAGRAF YANG TEKNIK DAN POLA PENGEMBANGAN Secara Klimaks dan Umum-Khusus Deduktif dan Khusus-Umum Induktif Pola Pengembangan dengan Perbandingan dan Pola Pengembangan Pola Pengembangan Pola Pengembangan Pola Pengembangan Definisi Rangkuman Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia akan dijelaskan dalam artikel berikut. Selamat membaca… PENGERTIAN PARAGRAF Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung sebuah pikiran pokok yang didukung oleh satu atau beberapa kalimat penjelas. Kalimat-kalimat dalam paragraf berfungsi sebagai kalimat pengenal, kalimat inti, kalimat penjelas, hingga kalimat penutup. Semua kalimat itu saling bertalian untuk mengungkapkan sebuah gagasan tertentu. Dalam pengungkapan gagasannya itu, sebuah paragraf didukung oleh unsur-unsur tertentu dengan fungsi yang berbeda-beda. Unsur-unsur itu disebut dengan gagasan utama dan gagasan penjelas. Istilah gagasan bersinonim juga dengan pikiran dan ide. Sementara kata utama bersinonim juga dengan kata pokok, sentral, inti. Dengan demikian, frasa gagasan utama sering juga disinonimkan dengan ide utama, ide pokok, ide sentral, gagasan pokok, gagasan inti, pikiran utama, pikiran pokok, dan lain-lain. Istilah- istilah yang berbeda tersebut mengacu kepada makna dan maksud yang sama. Gagasan utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf. Keberadaan gagasan utama dapat dilihat secara eksplisit atau secara implisit. Gagasan utama yang eksplisit biasanya dijumpai dalam jenis paragraf deduktif, induktif, atau campuran. Gagasan yang implisit biasanya dijumpai dalam jenis paragraf deskriptif. Gagasan pokok dapat dinyatakan dalam bentuk kata, frase, klausa, dan kalimat. Dengan demikian, setiap kalimat pokok/utama pastilah gagasan/ide pokok. Akan tetapi, tidak setiap ide pokok dinyatakan dalam wujud kalimat. Baca Juga Tata Cara Menulis Makalah Yang Baik Gagasan penjelas adalah gagasan-gagasan pendukung yang berfungsi menjelaskan gagasan utama. Gagasan penjelas biasanya dinyatakan oleh lebih dari satu kalimat. JENIS PARAGRAF Terdapat 5 jenis paragraf yang bisa dikembangkan penulis sesuai dengan tujuan dan keperluan yang diusungnya. Kelima jenis paragraf dimaksud adalah sebagai berikut ini. Narasi adalah jenis tulisan yang menceritakan atau mengisahkan suatu peristiwa dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu. Jenis tulisan ini sering juga disebut tulisan adalah jenis tulisan yang menggambarkan atau melukiskan suatu objek dengan sejelas-jelasnya agar pembaca memiliki daya bayang tinggi, merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan atau dilukiskan itu dengan mata kepalanya sendiri. Jenis tulisan ini sering juga disebut tulisan adalah jenis tulisan yang memaparkan atau menjelaskan sejumlah pengetahuan atau informasi dengan tujuan agar pembaca mendapat pengetahuan atau informasi tentang sesuatu itu dengan jelas. Tulisan eksposisi biasanya memuat data, fakta, atau proses terjadinya sesuatu. Jenis tulisan ini sering juga disebut tulisan adalah jenis tulisan yang bertujuan untuk membuktikan suatu hal sehingga pembaca meyakini kebenaran akan sesuatu yang disampaikan penulisnya itu. Pembuktian dalam tulisan argumentasi memerlukan fakta dan data yang akurat serta argumen-argumen atau alasan-alasan yang kuat dan meyakinkan pembacanya. Jenis tulisan ini sering juga disebut tulisan pembuktian atau adalah jenis tulisan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca agar mereka setuju dan sepaham dengan ide atau gagasan yang disampaikan penulisnya. Jenis tulisan ini tidak sekedar menyampaikan fakta berikut argumen-argumennya, melainkan juga disertai dengan sikap dan opini penulisnya yang bernada ajakan. Oleh karena itu, jenis tulisan ini sering juga disebut tulisan ajakan/bujukan. Untuk lebih memahami jenis-jenis paragraf yang telah dipaparkan di atas, mari kita lihat contoh-contoh berikut ini! Pada malam yang dingin itu, Aji kembali menjadi raja jalanan bersama si Hijau, motor barunya. Dia melajukan si Hijau dengan kecepatan yang hanya bisa disaingi kencangnya angin. Si Hijau meraung hingga suaranya sampai memekakkan telinga. Aji terus melaju tanpa memedulikan apapun. Bahkan kedipan lampu merah di pertigaan pun tak dihiraukannya. Dia menerobosnya. Tiba-tiba, muncul sebuah truk dari arah yang berlawanan. Aji mencoba menghentikan si Hijau, namun terlambat. Si Hijau dan truk itu tak dapat menghindari tabrakan, maka terjadilah sebuah kecelakaan tragis malam itu. Aji tewas seketika. Paragraf tersebut akan terasa berbeda ketika dikembangkan dengan cara yang lain. Coba Anda bandingkan dengan contoh berikut ini! Pada malam itu terjadi sebuah kecelakaan tragis. Sebuah motor Kawasaki keluaran terbaru berwarna hijau terang bertabrakan dengan sebuah truk yang mengangkut barang-barang bekas, yang datang dari arah berlawanan. Kepala berhadapan dengan kepala dengan kondisi yang tidak seimbang. Ibarat kepala semut berhadapan dengan kepala gajah. Kondisi motor tampak rusak berat. Setang motor terpisah dari badannya. Kedua roda hancur. Knalpot dan badan kiri motor penyok-penyok. Barang bawaan pengendara berupa seperangkat peralatan elektronik pun hancur tak bersisa. Pengendara motor diduga tewas seketika. Pemaparan pada paragraf kedua lebih rinci dan deskriptif. Kejadian tabrakan dan kondisi motor setelah tabrakan digambarkan atau dilukiskan dengan jelas, sehingga pembaca seolah-olah bisa melihat kejadian itu dengan mata kepalanya sendiri. Paragraf pertama berjenis narasi, sedangkan yang kedua berjenis deskripsi. Baca Juga Ringkasan Ikhtisar Sinopsis dan Abstrak Selanjutnya, mari kita perhatikan contoh tulisan yang lain! Penjualan sepeda motor di Kota Bandung setiap tahun terus meningkat. Misalnya, pada tahun 2003 sebanyak unit. Pada tahun 2004 meningkat jadi unit. Pada tahun 2005 meningkat lagi jadi unit. Pertumbuhan sepeda motor di Kota Bandung dari Tahun 1997 hingga Tahun 2007 sebesar 52% suatu kenaikan yang cukup fantastis dan luar biasa. Hal itu mengindikasikan bahwa pengendara sepeda motor di jalanan kota Bandung akan semakin banyak. Paragraf di atas bergaya pemaparan atau penjelasan yang dikembangkan dengan pola ilustrasi. Ilustrasi tersebut digunakan untuk memberikan informasi atau menjelaskan sesuatu kepada pembaca. Untuk penjelasan informasinya itu, penulis memanfaatkan data dan fakta yang bisa memperjelas paparannya. Oleh karena itu, jenis tulisan itu kita sebut jenis tulisan eksposisi. Tulisan eksposisi dapat juga dikembangkan dalam pola proses dan pola sebab-akibat. Contoh paragraf di atas akan terasa berbeda bila dikembangkan dalam jenis argumentasi. Perhatikan contoh berikut ini! Kepadatan lalu lintas di kota Bandung setiap tahun terus meningkat. Peningkatan yang signifikan terjadi pada pengguna sepeda motor. Pengguna sepeda motor di Kota Bandung memang terus meningkat. Hal itu bisa dilihat dari meningkatnya permintaan terhadap sepeda motor. Pada Tahun 2003 permintaan itu tercatat sebanyak unit. Pada Tahun 2004 permintaan motor meningkat menjadi unit. Pada 2005 meningkat lagi menjadi unit. Secara kuantitatif, pertumbuhan sepeda motor di kota Bandung dari Tahun 1997 hingga Tahun 2007 sebesar 52%. Hal ini akan berdampak pada penggunaan jalan. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas di kota Bandung tidak lagi akan terelakkan. Padahal sekarang saja, lalu lintas di kota Bandung sudah sangat padat dan berkesan semrawut. Kondisi seperti ini harus segera diantisipasi. Pemkot Bandung harus segera mengaturnya melalui kebijakan- kebijakan yang bisa mengakomodasi kepentingan berbagai pihak secara proporsional. Berdasarkan contoh-contoh di atas, bisa dilihat bahwa paragraf eksposisi dan tulisan argumentasi memiliki beberapa persamaan, antara lain sebagai berikut. Keduanya sama-sama menjelaskan pendapat atau gagasan sama-sama membutuhkan fakta yang bisa disajikan dalam bentuk grafik, peta, angka, diagram, dan sama-sama menggali ide dari pengalaman, pengamatan, dan penelitian. Selain memiliki persamaan, kedua jenis paragraf ini pun memiliki beberapa perbedaan, antara lain sebagai berikut. Tujuan eksposisi hanya menjelaskan atau memaparkan sesuatu sehingga pembaca memperoleh informasi yang jelas tentang sesuatu itu. Tulisan argumentasi bertujuan untuk membuktikan sesuatu kepada pembaca mengenai kebenaran dari sesuatu itu sehingga pembaca mengakui dan merasa yakin akan kebenaran dari sesuatu informasi menggunakan contoh angka atau grafik untuk menjelaskan sesuatu, sedangkan argumentasi untuk membuktikan bahwa pendapat penulis itu pada eksposisi biasanya menegaskan lagi sesuatu yang telah dipaparkan sebelumnya. Penutup pada argumentasi biasanya berupa simpulan. Selanjutnya, mari kita bandingkan lagi dengan contoh tulisan berikut ini! Lalu lintas di kota Bandung semakin padat. Kepadatan ini ditandai dengan semakin banyaknya volume kendaraan di jalanan. Pengguna kendaraan roda dua kini sebanyak unit dan pengguna kendaraan roda empat sebanyak unit. Kepadatan seperti ini sangat rawan akan kecelakaan. Pada Tahun 2006 saja sudah terjadi 212 kasus kecelakaan. Jika kepadatan lalu lintas semakin meningkat, bukan tak mungkin kecelakaan lalu lintas pun akan ikut meningkat pula. Kondisi ini menuntut para pengguna jalan, baik yang berkendaraan maupun tidak berkendaraan untuk mematuhi dan menaati segala aturan tata tertib berlalu lintas dengan penuh tanggung jawab. “Kesadaran tertib berlalu lintas” di antara para pengguna jalan menjadi hal yang mutlak dan tidak bisa ditawar-tawar. Tentu saja, kesadaran ini harus dimulai dari diri kita sendiri. Bukankah, budaya sadar hukum itu akar dari keamanan, ketenteraman, dan kenyamanan? Dari contoh di atas, kita bisa melihat bahwa tulisan persuasi berisi hal- hal yang sifatnya bisa mempengaruhi pembaca. Hal itu bisa berupa ajakan, himbauan, atau seruan untuk melakukan sesuatu. Baca Juga Membuat Karangan Dalam Bahasa Indonesia Dengan pengenalan dan pemahaman akan kelima jenis paragraf di atas, semoga Anda mempunyai bekal untuk menuangkan gagasan ke dalam media tulis. Tentu saja, semua jenis tulisan memiliki karakteristik dan kekhasan masing-masing sesuai dengan keperluannya. Mau menjadi penulis? Cobalah dari yang ringan-ringan! Manfaatkan pengetahuan Anda tentang berbagai jenis tulisan di atas untuk kepentingan tulisan Anda. Selamat mencoba! PARAGRAF YANG BAIK Berdasarkan tujuannya, paragraf dapat dibedakan atas paragraf pembuka, paragraf penghubung, dan paragraf penutup. Paragraf pembuka berperan sebagai pengantar atau pendahuluan sebelum sampai pada inti permasalahan. Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus dapat menarik perhatian penghubung berisi inti persoalan. Oleh sebab itu, dari segi kuantitatif biasanya paragraf inilah yang paling penutup berisi simpulan, penegasan, atau harapan dari penulis. Dalam mengembangkan sebuah paragraf terdapat sejumlah persyaratan yang harus dipedomani agar paragraf itu tersusun dengan baik. Paragraf yang baik memiliki kualitas daya-sampai yang tinggi dalam mengusung maksud penulisnya. Hal apa saja yang harus kita perhatikan dalam menyusun dan mengembangkan paragraf? Mari kita ikuti uraian berikut. Paragraf yang baik harus memperhatikan a kesatuan, b kepaduan, dan c kelengkapan, berikut penjelasannya Kesatuan Kohesi Sebuah paragraf dianggap memiliki kesatuan bila semua kalimat yang ada di dalamnya berfokus pada topik atau ide pokok paragraf. Semua kalimat yang membangun paragraf itu saling berkaitan antara satu dengan lainnya membentuk sebuah keutuhan. Jika terdapat satu kalimat saja yang menyimpang dari ide pokoknya, kesatuan paragraf itu akan menjadi rusak. Kalimat yang demikian harus dikeluarkan dari paragraf itu, lalu membangun paragraf baru yang sehaluan dan seide pokok dengannya. Kesatuan dalam paragraf lebih berkaitan dengan muatan isi yang ditandai oleh ketaatan pikiran-pikiran penjelas dalam membantu menjabarkan dan memperjelas ide pokoknya. Mari kita perhatikan contoh berikut! Dokumen-dokumen, keputusan-keputusan, serta surat menyurat yang dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya, ditulis dalam bahasa Indonesia 1. Pidato-pidato terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan di dalam bahasa Indonesia 2. Kita memiliki lembaga formal yang mengurusi masalah bahasa 3. Hanya dalam keadaan tertentu, demi kepentingan komunikasi antarbangsa kadang- kadang pidato resmi ditulis dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris 4. Demikian juga pemakaian bahasa Indonesia oleh masyarakat dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan 5. Dalam pembacaan sepintas, kesatuan paragraf di atas seperti utuh. Namun, jika Anda mencermati kalimat 3, baru kita sadari bahwa kesatuan paragraf itu menjadi rusak gara-gara kehadiran kalimat itu. Kalimat 3 tidak mendukung gagasan pokok yang dibicarakan dalam paragraf tersebut. Pokok pembicaraan paragraf di atas berfokus pada masalah “fungsi bahasa Indonesia” bukan “lembaga yang mengurusi masalah bahasa”. Kepaduan Koherensi Kepaduan dalam sebuah paragraf dititikberatkan pada hubungan antar- kalimat dalam membangun sebuah paragraf. Antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya terjalin dengan padu. Jika kesatuan berorientasi pada gagasan pokok, kepaduan lebih berorientasi pada struktur dan sarana kebahasaannya. Oleh karena itu, sarana-sarana kebahasaan ini sering kali dijadikan indikator untuk menentukan kepaduan-ketidakpaduan sebuah paragraf. Kepaduan koherensi dalam paragraf dapat dibangun dengan memperhatikan unsur kebahasaan, penguraian isi paragraf. Sarana kebahasaan yang dapat membingkai kepaduan paragraf adalah pemakaian repetisi atau pengulangan kata kuncikata ganti kata ganti orang ia, dia mereka, dll. dan kata ganti tunjuk ini, itu, hal ini, hal itu, tersebut, dllkata transisi konjungsi intra kalimat dan interkalimat, danparalelisme. Mari kita lihat contoh paragraf berikut! Mi telah lama dikenal dan dikembangkan oleh masyarakat Cina dan Jepang sejak 5000 tahun yang lalu 1. Bangsa Asia, khususnya masyarakat Indonesia telah menganggap mi sebagai salah satu makanan pokok 2. Berdasarkan jenisnya, mi digolongkan menjadi tiga macam, yaitu mi basah, mi kering, dan mi instan 3. Di Indonesia, mi instan merupakan salah satu jenis mi yang populer 4. Rasanya yang lezat serta proses penyajian yang mudah dan cepat membuat mi instan digemari dan berpotensi besar sebagai salah satu bahan makanan substitusi parsial bagi makanan pokok beras 5. Kepaduan paragraf di atas dibangun oleh pemakaian repetisi kata kunci yang menjadi ide pokok paragraf tersebut. Perhatikan penggunaan kata “mi” yang senantiasa hadir dalam setiap kalimat. Pengulang-ngulangan kata tersebut yang muncul dalam setiap kalimat menjadi pembingkai bagi kepaduan paragraf tersebut. Coba Anda bandingkan dengan contoh berikut! Komunikasi dalam sebuah organisasi tak ubahnya dengan urat nadi pada tubuh manusia. Dia bisa berdenyut normal, atau mungkin malah sebaliknya. Apabila ia berdenyut dengan normal, pertanda bahwa organisasi itu hidup. Sebaliknya, apabila ia tidak berdenyut sama sekali, maka ajal telah menjemput keberadaan organisasi itu. Dengan demikian, nyatalah bahwa komunikasi itu merupakan kekuatan utama dalam membangun organisasi, karena komunikasi turut menentukan hidup-matinya sebuah organisasi. Pada contoh paragraf di atas, kepaduan paragraf dibangun oleh beberapa sarana kebahasaan. Kadang-kadang menggunakan repetisi, kata ganti, bahkan kata transisi konjungsi. Silakan Anda cermati kata-kata yang bercetak tebal! Kepaduan paragraf juga dapat dilihat dari proses penguraian isi paragraf. Penguraian isi paragraf dapat dilakukan dengan mempertimbangkan urutan kronologis mengikuti alur urutan waktuurutan logis mengikuti alur hubungan sebab-akibat, akibat-sebab, khusus-umum, dan atau ruang spasialurutan prosesurutan sudut pandang Mari kita lihat contoh-contoh paragraf berikut! Kasus malapraktik yang dilakukan tim medis di rumah sakit atau di tempat-tempat praktik cenderung meningkat. Terbukti, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, khususnya Dirjen Pelayanan Medik belakangan ini banyak menghadapi gugatan malapraktik. Setidaknya 206 kasus dugaan malapraktik masuk dalam daftar ‘waiting list’ yang harus diselesaikan LBH Depkes RI. Sebagian besar gugatan tersebut digulirkan oleh pasien keluarga miskin. Dari segi kepaduan, paragraf di atas menunjukkan keutuhan. Dengan cara urutan logis, yakni dengan memberikan tambahan penjelasan atas ide pokoknya dalam alur umum-khusus deduktif, paragraf tersebut menjadi lebih jelas dan mudah dipahami. Demikian juga dengan contoh paragraf berikut ini. Bangsa Yunani telah mengenal magnet lebih dari tahun yang lalu, ketika meneliti sejenis batu yang dapat menarik besi kecil. Seorang doktor Inggris yang juga salah satu perintis penelitian magnet, William Gilbert mengemukakan bahwa bumi itu sendiri adalah sebuah magnet raksasa. Magnet merupakan benda yang sangat penting dalam elektromagnet. Sebuah elektromagnet raksasa di National Magnet Laboratory Amerika Serikat menghasilkan efek panas yang luar biasa. Untuk mendinginkannya dibutuhkan pendingin 9000 liter setiap menitnya. Pokok pembicaraan paragraf di atas ialah tentang magnet. Ide pokok tersebut lalu diperjelas dengan ide-ide penjelas mengenai magnet dari berbagai sudut pandang. Dengan cara seperti itu, kesatuan kekohesifan paragraf menjadi terbangun. Sarana-sarana kebahasaan yang membingkai kesatuan paragraf ini, berdampak pula pada kepaduan isinya kekoherensian. Kelengkapan Sebuah paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kalimat inti. Sebaliknya, paragraf dikatakan tidak lengkap bila tidak dikembangkan dengan baik. Paragraf yang miskin dengan ide-ide atau kalimat-kalimat penjelas menunjukkan ketidaklengkapan. TEKNIK DAN POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF Dalam mengembangkan sebuah paragraf, ada beberapa teknik yang dapat digunakan. Teknik-teknik dimaksud adalah sebagai berikut ini. Secara alamiah Dalam pola pengembangan ini, penulis menggunakan pola yang sudah ada pada objek yang dibicarakan. Pola ini mengikuti susunan logis objek yang ditulis. Ada dua macam urutan logis dalam pola pengembangan ini, yakni urutan spasial yang membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam suatu ruang dan urutan waktu yang menggambarkan proses terjadinya suatu peristiwa. Mari kita lihat contoh berikut ini. W. S. Rendra merupakan salah seorang penyair penting di Indonesia bahkan di dunia. Sajak-sajaknya yang menarik perhatian mulai diumumkan dalam majalah-majalah di Solo dan Jakarta sekitar tahun 1954. Sejak saat itu sajak-sajaknya terus mengalir. Berbeda dari sajak-sajak Indonesia ketika itu yang kebanyakan berupa lirika, sajak-sajak Rendra kebanyakan berupa epika. “Ballada Orang-orang Tercinta” 1957 adalah buku kumpulan sajaknya yang pertama. Pada tahun itu juga ia mendapat Hadiah Sastra Nasional dari Badan Musyawarat Kebudayaan Nasional BKMN sebagai salah satu penyair terbaik tahun 1955-1956 Sajak-sajak Sepatu Tua, 2003. Pada contoh paragraf di atas peristiwa-peristiwa digambarkan secara kronologis. Klimaks dan Antiklimaks Pada pola pengembangan ini gagasan utama mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya. Kemudian berangsur naik ke gagasan lain yang lebih tinggi kedudukan atau kepentingannya dari gagasan penjelas sebelumnya. Demikian seterusnya, penjelasan diberikan dengan mengikuti pola urutan kedudukan atau kepentingan yang terendah atau terkecil hingga ke gagasan penjelas yang paling tinggi. Mari kita lihat contoh di bawah ini! Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman sesuai dengan kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Caterpillar, Ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak kalah saing dalam bidang ini. Produk Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama “padi traktor” yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya Keraf, 1980 dalam Akhadiah, 160. Gagasan utama paragraf di atas adalah “bentuk traktor dari zaman ke zaman”. Gagasan tersebut dikembangkan dengan mengikuti pola urut klimaks. Gagasan-gagasan pendukungnya tercermin dari penjelasan tentang traktor uap, traktor roda rantai, traktor buatan Ford, traktor Jepang. Bentuk-bentuk traktor yang dijelaskan dalam paragraf di atas mengikuti pola klimaks. Secara kronologis, penulis memerinci bentuk traktor yang paling tua hingga yang terkini. Variasi lain dapat dilakukan dengan pola urut antiklimaks. Penulis memulai gagasannya dari gagasan yang paling tinggi kedudukan kepentingannya, lalu menurun hingga sampai ke gagasan yang paling rendah. Umum-Khusus Deduktif dan Khusus-Umum Induktif Pola pengembangan umum-khusus deduktif adalah pola pengembangan paragraf yang diawali dengan pernyataan yang bersifat umum atau bersifat generalisasi, lalu diikuti oleh penjelasan-penjelasan yang bersifat khusus. Gagasan utama pola deduktif ini diletakkan di bagian awal paragraf. Silakan Anda cermati contoh berikut ini! Masa kecil merupakan masa terindah dalam hidupku. Setiap minggu, ayah selalu mengajak aku dan kakak-kakakku pergi berjalan- jalan. Kami tidak selalu pergi ke tempat-tempat yang jauh. Terkadang kami hanya pergi ke taman dekat rumah. Kami pergi ke sana hanya untuk sekedar bermain. Kakak-kakakku asyik bermain layang-layang, sedangkan aku dan ayahku hanya berlari-lari di sekeliling mereka, mencoba mengejar layang-layang yang sudah terbang tinggi. Beberapa saat kemudian, kami akan terbahak-bahak menertawakan kekonyolan aku dan ayahku. Pada contoh paragraf tersebut, gagasan utama terdapat pada awal paragraf, yakni “masa kecil merupakan masa yang paling indah”. Keindahan tentang masa kecil itu, lalu diikuti oleh penjelasan-penjelasan yang mendukung ide utamanya. Coba saja simak tentang acara rutin mingguan si tokoh aku yang suka jalan-jalan dengan anggota keluarga lain, bermain-main, berlari-lari, tertawa-tawa, dan lain-lain. Pola pengembangan khusus-umum induktif adalah kebalikan dari pola pengembangan umum-khusus. Pada pola ini gagasan utama terdapat di akhir paragraf. Perhatikan contoh berikut ini! Dari mana datangnya pelangi pikiran? Kilasan warna, keanggunan, dan keindahan yang sangat benderang menerangi kehidupan kita? Otak telah dianalisis dan dipetakan, dibedah dan diselidiki, diwarnai dan difoto. Pengetahuan tentang banyaknya hubungan listrik dan reaksi kimia di dalam otak telah meningkat secara luar biasa. Namun, interaksi-interaksi unik yang mengisi pikiran kita tersebut tetap menjadi misteri. Walaupun kita telah memahami proses menuju pelangi, menuju kreativitas, otak tetaplah sangat rumit sehingga mungkin kita tak akan pernah benar-benar dapat memahami cara kerjanya Joyce Wycoff, 2004. Pola pengembangan paragraf juga ditentukan oleh fungsi paragraf tersebut dalam sebuah tulisan. Ada paragraf yang berfungsi untuk menjelaskan, membandingkan, mempertentangkan, menggambarkan, atau memperdebatkan. Perhatikanlah macam-macam fungsi paragraf berikut ini. Pola Pengembangan dengan Perbandingan dan Pertentangan Perbandingan dan pertentangan digunakan untuk memperjelas sebuah paparan atau gagasan tertentu. Gagasan utama diperjelas dengan uraian yang memperlihatkan perbandingan-perbandingan. Gagasan pendukung yang satu diperbandingkan atau dipertentangkan dengan gagasan pendukung lainnya. Perhatikanlah contoh berikut ini! Jennifer Lopez adalah salah satu selebritis dunia yang seringkali bergonta-ganti kekasih. Namun setiap kali berganti kekasih, ia selalu memilih kekasih yang berbeda tipe, baik dari segi fisik maupun kepribadiannya. Ben Afflek adalah pacar terlamanya. Ben merupakan selebritis yang digandrungi wanita karena ketampanannya. Belahan dagunya menjadi salah satu daya tariknya. Tak hanya itu, badannya yang tegap dan kepribadiannya yang keras pun menjadi daya tarik tersendiri. Mungkin karena itu pulalah J-Lo bersedia bertunangan dengannya. Tapi setelah beberapa tahun menjalin hubungan, J-Lo memutuskan berpisah dengannya dan memilih menjalin hubungan dengan Marc Anthony. Bila dibandingkan dengan Ben, Marc memang berbeda. Bila daya tarik Ben adalah badan tegapnya, maka Marc memiliki suara emas sebagai daya pikat. Mungkin karena itu pulalah, J-Lo bersedia mengikat janji seumur hidup dengan Marc. Pola Pengembangan Analogi Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum dengan sesuatu yang belum atau kurang dikenal umum. Analogi bertujuan untuk memperjelas hal atau sesuatu yang belum atau kurang dikenal itu. Mari kita lihat contoh berikut ini. Filsafat dapat diibaratkan sebagai pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan infantri. Pasukan infantri ini diibaratkan sebagai ilmu pengetahuan yang di antaranya terdapat ilmu. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmulah yang membelah gunung dan merambat hutan, menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan. Filsafat menyerahkan daerah yang sudah dimenangkan itu kepada pengetahuan-pengetahuan lainnya. Setelah penyerahan dilakukan, maka filsafat pun pergi kembali menjelajah laut lepas, berspekulasi dan meneratas Akhadiah, 1995. Dalam contoh di atas, filsafat dianalogikan sebagai pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan infantri. Pasukan infantri dianalogikan sebagai ilmu pengetahuan. Dengan analogi ini kita dapat melihat kedudukan filsafat dan ilmu. Pola Pengembangan Contoh-contoh Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya memerlukan ilustrasi- ilustrasi yang konkret sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Untuk ilustrasi terhadap gagasan-gagasan yang umum itu sering dipergunakan contoh- contoh konkret. Coba Anda cermati paragraf berikut ini! Penanggulangan masalah sampah telah sampai pada tahap yang menggembirakan. Hal itu terjadi karena hampir setiap warga kini “sadar buang sampah”. Mereka tidak hanya membuang sampah pada tempatnya saja, tapi juga sudah membuang sampah pada tempatnya berdasarkan jenis sampahnya. Mereka telah bisa membedakan mana sampah organik dan anorganik. Sampak organik adalah sampah yang bisa mengurai sendiri, misalnya seperti kertas, daun, dan sisa buah- buahan. Sampah anorganik adalah sampah yang tidak bisa mengurai sendiri, misalnya seperti sampah plastik atau kaleng. Pola Pengembangan Sebab-Akibat Pengembangan sebuah paragraf dapat pula dinyatakan dengan mempergunakan sebab-akibat sebagai dasar. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Tetapi dapat juga dibalik, akibat dijadikan gagasan utama, sedangkan sebab dijadikan perinciannya. Perhatikanlah dengan baik contoh berikut ini. Gunung Merapi kembali menunjukkan keperkasaannya. Hal ini sempat menggegerkan penduduk. Penduduk sekitarnya serta daerah lain cukup repot dibuatnya. Debu gunung Merapi yang cukup tebal menyelimuti beberapa daerah, menyebabkan terhentinya berbagai kegiatan penduduk, dari mulai kegiatan perekonomian hingga pendidikan. Itulah gunung berapi, jika dia beraksi kita tak bisa melawan. Pola Pengembangan Definisi luas Yang dimaksud dengan definisi luas dalam pengembangan sebuah paragraf adalah usaha penulis untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau suatu hal melalui penjelasan-penjelasan yang bersifat definitif. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat contoh berikut ini. Apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra. Kegiatan apresiasi sastra dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara langsung dan cara tidak langsung. Kegiatan apresiasi sastra dengan cara langsung artinya kita langsung berhubungan dengan karya sastra itu, misalnya dengan langsung membaca puisi, cerpen, atau drama. Kegiatan apresiasi sastra dengan cara tidak langsung artinya kita tidak berhubungan langsung dengan karya sastra, misalnya kegiatan mempelajari teori sastra, mempelajari esai dan kritik sastra, dan mempelajari sejarah sastra S. Effendi, 2002. Contoh di atas memperlihatkan penjelasan tentang apa itu “apresiasi sastra” dan “bagaimana cara melakukannya”. Dengan penjelasan ini, diharapkan pembaca memahami konsep apresiasi sastra. Klasifikasi Yang dimaksud dengan klasifikasi adalah sebuah proses untuk mengelompokkan hal-hal yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Sebab itu klasifikasi bekerja dua arah yang berlawanan, yaitu pertama, mempersatukan satuan-satuan ke dalam suatu kelompok, dan kedua, memisahkan kesatuan tadi dari kelompok yang lain. Perhatikanlah contoh berikut ini. Dalam tulis-menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkan ejaan, pungtuasi, kosakata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan penataan paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik Akhadiah, 1995. Begitulah uraian sekilas mengenai pengembangan paragraf. Apakah Anda mendapat kesulitan memahami uraian di atas? Mudah, kan? Bila ada yang belum dipahami, cobalah Anda baca sekali lagi. Bila sudah dimengerti, silakan mengukur kemampuan Anda dengan mengerjakan latihan berikut ini. Rangkuman Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia Sebuah paragraf mengandung satu gagasan utama dan satu atau lebih gagasan penjelas. Kedua gagasan ini saling mendukung dan saling berkaitan erat. Paragraf bisa dibedakan berdasarkan tujuannya, yakni paragraf pembuka, paragraf penghubung, dan paragraf penutup. Paragraf yang baik memenuhi tiga persyaratan berikut kepaduan kohesi, koherensi koherensi, dan kelengkapan. Kohesi berkaitan dengan keutuhan isi gagasannya. Koherensi berkaitan dengan kepaduan jalinan kalimat-kalimatnya. Kelengkapan berkaitan dengan keutuhan dan kelengkapan informasinya. Sebuah paragraf dapat dikembangkan dengan berbagai teknik pengembangan, yakni secara alamiah, klimaks-antiklimaks atau kebalikannya, dan umum-khusus atau kebalikannya. Paragraf juga bisa dikembangkan berdasarkan fungsinya, yakni dengan pola pengembangan perbandingan dan pertentangan, analogi, contoh-contoh, sebab-akibat, definisi luas, dan klasifikasi. Referensi Yeti Mulyati,dkk. 2021. Bahasa Indonesia. Tanggerang Selatan Penerbit Universitas Terbuka. Hal Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia
ABSTRAK Pembentukan sebuah paragraf diawali dengan topik yang akan disampaikan penulis. Sehingga idealnya paragraf minimal terdiri dari tiga bagian yaitu bagian topik yang berisi kalimat utama, bagian penjelasan dari topik, dan bagian kesimpulan atau penjelasan lanjutan. Hindari peyusunan paragraf yang terdiri dari satu kalimat. Penulisan paragraf awal dapat dilakukan dengan memberikan indentasi sekitar lima karakter. Awal paragraf juga dapat disusun tanpa indentasi, namun setiap akhir paragraf harus disisipkan baris kosong untuk memisahkan dengan paragraf berikutnya. Hal ini menyebabkan jumlah halaman karya tulis akan semakin banyak. Sebuah paragraf dikembangkan dengan berbagai pola. Langan 2010 membagi empat cara agar suatu paragraf dapat dikembangkan yakni 1 Exposition, yang terdiri dari Exemplification, Process, Cause and effect, Comparison or contrast, Definition, dan Division-Classification; 2 Description; 3 Narration; dan 4 Argumentation. Kata kunci Paragraf efektif, Penulisan Ilmiah, Pengembangan paragraf Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Ade Heryana Pengembangan Paragraf Secara Efektif Universitas Esa Unggul 1 PENGEMBANGAN PARAGRAF SECARA EFEKTIF Ade Heryana heryana Universitas Esa UnggulABSTRAK Pembentukan sebuah paragraf diawali dengan topik yang akan disampaikan penulis. Sehingga idealnya paragraf minimal terdiri dari tiga bagian yaitu bagian topik yang berisi kalimat utama, bagian penjelasan dari topik, dan bagian kesimpulan atau penjelasan lanjutan. Hindari peyusunan paragraf yang terdiri dari satu kalimat. Penulisan paragraf awal dapat dilakukan dengan memberikan indentasi sekitar lima karakter. Awal paragraf juga dapat disusun tanpa indentasi, namun setiap akhir paragraf harus disisipkan baris kosong untuk memisahkan dengan paragraf berikutnya. Hal ini menyebabkan jumlah halaman karya tulis akan semakin banyak. Sebuah paragraf dikembangkan dengan berbagai pola. Langan 2010 membagi empat cara agar suatu paragraf dapat dikembangkan yakni 1 Exposition, yang terdiri dari Exemplification, Process, Cause and effect, Comparison or contrast, Definition, dan Division-Classification; 2 Description; 3 Narration; dan 4 Argumentation. Kata kunci Paragraf efektif, Penulisan Ilmiah, Pengembangan paragraf PENDAHULUAN Kesalahan yang paling banyak ditemukan penulis dalam membimbing laporan skripsi/tesis serta membaca tugas mahasiswa yang berkaitan dengan teknik mengembangkan paragraph dan menyusun latar belakang penelitian adalah sebagai berikut paragraf hanya terdiri dari satu kalimat; antar kalimat dalam paragraf tidak terhubung satu sama lain; antar paragraf dalam satu bagian subbab tidak terhubung satu sama lain; tidak konsisten dalam memberikan indentasi ada berindentasi, ada yang tidak berindentasi; dan urutan kalimat dalam paragraf tidak logis. Berbagai kesalahan yang kemungkinan menurut penulis menjadi penyebabnya, yaitu a mahasiswa belum memahami dengan benar tentang apa itu paragraf dan Ade Heryana Pengembangan Paragraf Secara Efektif Universitas Esa Unggul 2 teknik penulisan serta pengembangannya; b malas menulis dan berpikir sehingga melakukan block-copy-paste tanpa memperhatikan kesinambungan antar paragraf; atau c mahasiswa tidak melakukan perencanaan penulisan dengan baik. Kemampuan mengembangkan sebuah kalimat menjadi paragraf merupakan syarat mutlak seorang peneliti dalam menyusun latar belakang penelitian. Terdapat beberapa kesalahpahaman peneliti/mahasiswa dalam menyusun latar belakang 1. Meng-copy paste dari laporan skripsi sebelumnya atau punya kakak mahasiswa senior. Ini adalah kesalahan yang sangat fatal. Bagaimanapun skripsi yang Anda susun memiliki perbedaan yang mendasar meskipun dengan topik yang mirip. Dosen pembimbing yang berpengalaman pastinya sering membaca proposal dalam jumlah yang banyak, dan paham mana proposal yang memang orisinil atau yang copy-paste dari skripsi lain. 2. Data utama yang disajikan bukan data masalah penelitian. Misalnya penelitian tentang faktor yang berhubungan dengan unsafe action. Kebanyakan mahasiswa menyajikan datanya adalah kecelakaan kerja, padahal masalah dalam penelitian tersebut unsafe action. Seharusnya data utama yang ditampilkan adalah unsafe action, sementara kecelakaan kerja bukanlah masalah melainkan dampak dari masalah. 3. Data dan kutipan yang ditampilkan tidak up to date. Proposal yang baik adalah jika menampilkan data lima tahun terakhir. Begitu pula sumber kutipan sebaiknya sepuluh tahun terakhir. 4. Tidak memenuhi kaidah-kaidah penulisan ilmiah. Misalnya cara penulisan kutipan yang salah, penulisan huruf besar dan kecil, penulisan tanda baca dan sebagainya. Meskipun baru proposal, masalah ini tetap menjadi perhatian. 5. Tidak terdapat logika berfikir deduktif melihat masalah dari umum ke khusus dan logika sebab-masalah-dampak mahasiswa tidak menggambarkan secara sistematik hubungan sebab-akibat dari masalah Ade Heryana Pengembangan Paragraf Secara Efektif Universitas Esa Unggul 3 6. Tidak mengutip penelitian sebelumnya atau penelitian yang sudah dilakukan. Penelitian adalah proses mencari dan mencari re-search yang dilakukan berulang-ulang sehingga penelitian Anda pada dasarnya adalah melanjutkan penelitian yang sudah dijalankan orang lain. Pada artikel ini akan dibahas tentang bagaimana mengembangkan paragraf dan menyusun sub bab latar belakang peneltian. Diharapkan setelah membaca artikel ini mahasiswa dapat menyusun dan mengembangkan paragraf dengan benar dan karya tulisnya dapat dipahami dengan baik oleh mereka yang membaca. PENGERTIAN DAN STRUKTUR PARAGRAF EFEKTIF Lalu apakah yang dimaksud dengan paragraf? Sekumpulan huruf, tanda baca, kata, dan kalimat akan membentuk sebuah paragraf. Paragraf merupakan susunan kalimat yang secara sistematik dan logik membentuk buah pikiran yang akan disampaikan kepada pembaca. Sebuah paragraf yang baik harus dapat menyampaikan pesan penulis secara efektif. Dalam penulisan karya ilmiah, penyusunan paragraf mengikuti standar yang berlaku. Penyusunan paragraf pada karya tulis ilmiah lebih kaku dan kurang fleksibel dibandingkan pengembangan paragraf pada karya tulis fiksi atau sastra lainnya. Sampai saat ini definisi dari paragraf’ masih membingungkan. Menurut Holtom & Fisher, 1999, frasa “paragraf” berasal dari bahasa Yunani yaitu para yaitu lembaran untuk menulis dengan tangan dan graphos tanda. Kemungkinan hal ini menunjukkan kepada pembaca untuk menghentikan sementara atau terdapat perubahan argumen yang disampaikan dalam karya tulis. Tanda paragraf berbentuk ¶ akan tampil di aplikasi pengolah kata sepeti Microsoft Word jika tampilan diubah ke opsi “Draft”. Paragraf yang efetif merupakan paragraf yang mampu menyampaikan pesan-pesan yang akan disampaikan penulis. Seringkali pembaca kebingungan dalam Ade Heryana Pengembangan Paragraf Secara Efektif Universitas Esa Unggul 4 mengartikan apa yang akan disampaikan penulis dalam sebuah paragraf. Artinya paragraf tersebut disusun secara tidak efektif. Struktur paragraf sebaiknya mencerminkan keseluruhan bab atau karya tulis. Paragraf yang baik terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, tengah, dan akhir lihat gambar 1. Dengan demikian sebaiknya dalam satu paragraf ada minimal dua-tiga kalimat yang menggambarkan urutan awal-tengah-akhir. Gambar 1. Struktur Paragraf Berdasarkan gambar 1 di atas, sebaiknya hindari penulisan paragraf yang hanya terdiri dari satu kalimat. Paragraf yang terdiri dari satu kalimat hanya menyampaikan topik saja, tanpa menjelaskan maksud dari topik tersebut. Contoh yang salah yaitu paragraf dengan satu kalimat sebagai berikut. Contoh-1 Struktur paragraf yang baik terdiri dari tiga bagian yaitu awal, tengah, dan akhir. Sebuah paragraf yang baik diawali dengan kalimat utama sebagai topik yang akan penulis jelaskan. Setiap kalimat selanjutnya dalam paragraf disusun dengan mengembangkan ide dari kalimat utama atau sebelumnya. Berikut adalah contoh yang baik yaitu struktur paragraf yang terdiri dari tiga bagian Contoh-2 Struktur paragraf yang baik terdiri dari tiga bagian yaitu awal, tengah, dan akhir. Bagian awal merupakan kalimat utama yang berisi topik yang akan dijelaskan dalam paragraf. Bagian tengah merupakan kalimat yang menjelaskan topik yang digambarkan pada bagian awal. Bagian akhir merupakan kalimat Bagian akhirKalimat penjelas atau kesimpulan Menyimpulkan topik dalam kalimat utamaBagian tengahKalimat penjelas kelimat utama Menjelaskan topik dalam kalimat utamaBagian awalKalimat utama Berisi topik dalam paragraf Ade Heryana Pengembangan Paragraf Secara Efektif Universitas Esa Unggul 5 penjelas selanjutnya atau kesimpulan dari topik yang dijelaskan kalimat utama. Paragraf yang terdiri dari tiga bagian tersebut mampu menjelaskan topik permasalahan secara utuh kepada pembaca. Contoh paragraf di atas terdiri dari lima kalimat. Kalimat pertama merupakan kalimat utama. Kalimat kedua sampai keempat menjelaskan kalimat pertama. Sedangkan kalimat kelima terakhir menyimpulkan kalimat sebelumnya. Bila terdapat kalimat yang menyimpang jauh dari kalimat utama, maka sebaiknya dilakukan sebagai berikut 1 memperlebar topik pada kalimat utama; atau 2 memisahkannya dalam paragraf baru. Contoh yang salah yaitu paragraf dengan dua topik yang berbeda jauh sebagai berikut. Contoh-3 Struktur paragraf yang baik terdiri dari tiga bagian yaitu awal, tengah, dan akhir. Bagian awal merupakan kalimat utama yang berisi topik yang akan dijelaskan dalam paragraf. Bagian tengah merupakan kalimat yang menjelaskan topik yang digambarkan pada bagian awal. Bagian akhir merupakan kalimat penjelas selanjutnya atau kesimpulan dari topik yang dijelaskan kalimat utama. Penulisan paragraf sebaiknya menggunakan indentasi sekitar lima karakter. Bila tidak menggunakan indentasi sebaiknya disisipkan baris kosong antar paragraf. Contoh paragraf di atas menunjukan dua topik yang sangat berbeda, yaitu pertama tentang struktur paragraf dan kedua tentang indentasi paragraf. Untuk memperbaikinya dilakukan dua cara yaitu dengan menambah kalimat di awal yang mencakup dua topik tersebut lihat contoh-4, atau memisahkannya dalam paragraf baru lihat contoh-5. Contoh-4 Terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam penyusuan pargaraf yaitu struktur dan indentasi paragraf. Struktur paragraf yang baik terdiri dari tiga bagian yaitu awal, tengah, dan akhir. Bagian awal merupakan kalimat utama yang berisi topik yang akan dijelaskan dalam paragraf. Bagian tengah merupakan kalimat yang menjelaskan topik yang digambarkan pada bagian awal. Bagian akhir merupakan kalimat penjelas selanjutnya atau kesimpulan dari topik yang dijelaskan kalimat utama. Sementara itu, penulisan paragraf sebaiknya menggunakan indentasi sekitar lima karakter. Bila tidak menggunakan indentasi sebaiknya disisipkan baris kosong antar paragraf. Pada contoh di atas, paragraf diperbaiki dengan menambah kalimat pertama yang berbunyi “Terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam penyusuan pargaraf Ade Heryana Pengembangan Paragraf Secara Efektif Universitas Esa Unggul 6 yaitu struktur dan indentasi paragraf”. Kalimat ini mencakup seluruh topik yang dibahas pada paragraf. Penambahan ini menyebabkan jumlah kalimat pada paragraf menjadi tujuh buah. Disamping itu pada kalimat keenam untuk memperjelas perbedaan antara kalimat sebelumnya ditambahkan frasa “sementara itu”. Beberapa kata penghubung dapat digunakan untuk memastikan kesinambungan antar kalimat. Kata penghubung tersebut antara lain tetapi, melainkan, sedangkan, disamping itu, bagaimana pun, karena, sehingga, dan sebagainya. Contoh-5 Struktur paragraf yang baik terdiri dari tiga bagian yaitu awal, tengah, dan akhir. Bagian awal merupakan kalimat utama yang berisi topik yang akan dijelaskan dalam paragraf. Bagian tengah merupakan kalimat yang menjelaskan topik yang digambarkan pada bagian awal. Bagian akhir merupakan kalimat penjelas selanjutnya atau kesimpulan dari topik yang dijelaskan kalimat utama. Penulisan paragraf sebaiknya menggunakan indentasi sekitar lima karakter. Bila tidak menggunakan indentasi sebaiknya disisipkan baris kosong antar paragraf. Namun hal tersebut dapat menyebabkan jumlah halaman menjadi lebih banyak. Pada contoh-5 di atas, kalimat yang menjelaskan tentang indentasi paragraf dipisahkan pada paragraf tersendiri. Penulis dapat menambahkan kalimat baru “Namun hal tersebut ...” untuk memperjelas kalimat sebelumnya. INDENTASI PARAGRAF Indentasi adalah menentukan jarak antara marjin halaman dengan awal kalimat atau paragraf. Secara umum ada dua tipe paragraf berdasarkan indentasi pada paragraf pertama Holtom & Fisher, 1999 a. Paragraf dengan indentasi menggunakan sekitar lima karakter atau dengan menekan tombol Tab’ satu kali. Contoh-6 Paragraf ini menggunakan indentasi sebanyak lima karakter dan terpisah dari paragraf sebelumnya. Ade Heryana Pengembangan Paragraf Secara Efektif Universitas Esa Unggul 7 b. Paragraf berisi pernyataan orang atau contoh kasus yang berindentasi sekitar 10 karakter atau dengan menekan tombol Tab’ dua kali. Contoh-7 Ini adalah contoh paragraf berindentasi 10 karakter yang umumnya digunakan untuk mengutip pernyataan seseorang. c. Paragraf tanpa indentasi. Jika tidak menggunakan indentasi maka di antara dua paragraf harus ditambahkan satu baris kosong. Penulisan paragraf dengan metode ini akan memperpanjang jumlah halaman. Contoh-8 Paragraf ini tidak menggunakan indentasi sehingga harus ditambahkan baris kosong yang memisahkan paragraf yang satu dengan yang lainnya. Penggunaan paragraf tanpa indentasi menyebabkan jumlah halaman karya tulis lebih banyak dibanding menggunakan indentasi. disisipkan baris kosong Karya tulis ilmiah seperti laporan penelitian, umumnya menggunakan paragraf yang terindentasi untuk efisiensi penggunaan halaman. Standar penulisan paragraf untuk karya tulis ilmiah bagi mahasiswa Prodi Kesmas menggunakan indentasi. TEKNIK MENGEMBANGKAN PARAGRAF Sebagaimana dijelaskan di awal artikel ini bahwa struktur sebuah paragraf setidaknya terdiri dari satu topik. Dari topik inilah penulis diharapkan dapat menyusun paragraf yang tersusun secara logis. Untuk dapat menyusun paragraf secara logis dibutuhkan keterampilan yang disebut dengan paragraphs development atau teknik mengembangkan sebuah paragraf dari satu topik. Secara komprehensif Langan, 2010 membagi empat cara agar suatu paragraf dapat dikembangkan yakni 1 Exposition, yang terdiri dari Exemplification, Process, Cause and effect, Comparison or contrast, Definition,dan Division-Classification; 2 Description; 3 Narration; dan 4 Argumentation. Keempat cara ini membentuk sembilan pola pengembangan paragraf yang masing-masing memiliki pemikiran logis dan strategi untuk pengembangan. A. Pola Exposition Ade Heryana Pengembangan Paragraf Secara Efektif Universitas Esa Unggul 8 Pada pola ini, penulis mengembangkan paragraf dengan menulis informasi tentang topik dan menjelaskan beberapa subyek dari topik. Pola exposition terdiri dari lima pola, antara lain 1. Pola exemplificationPada pola ini penulis mengembangkan paragraf dengan memberikan contoh-contoh examples dari topik yang dijelaskan. Contoh-9 BKKBN dalam Ariyani & Yusuf 2014 menyatakan terdapat lima peran kader kesehatan di bidang Keluarga Berencana yaitu sebagai pembina, motivator, fasilitator, katalisator, dan perencanaan. Setiap jenis kader memiliki peran dominan masing-masing. Misalnya pada kader kesehatan untuk mencegah penularan HIV/Aids dari dan antara Wanita Pekerja Seks WPS, peran fasilitator dan motivator sangat dominan. 2. Pola processDengan pola ini penulis mengembangkan paragraf dengan menjelaskan secara terperinci proses untuk melakukan atau membuat sesuatu. Contoh-10 Proses kerja network maintenance meliputi proses kerja preventif dan proses kerja korektif. Proses kerja preventif dimulai dari pembuatan lubang, pengecatan tiang bawah, tiang didirikan tegak lurus, pembuatan voestuk/ penahan tiang, pengecatan tiang atas, pemasangan temberang, pemasangan kabel udara. Sedangkan proses kerja korektif terdiri dari beberapa tahapan yaitu pembuatan lubang, penarikan kabel, memasukan pasir urug, penggelaran/penarikan kabel, memasukan pasir kedalam lubang galian tanah, pemakaian deksteen/pengaman/tanda alur kabel, memasukan pasir urug, memasukan split/ batu kerikil, pengecoran tanah/ merapikan galian dengan semen. Terlihat bahwa tahapan pada proses kerja korektif lebih panjang dibandingkan proses kerja preventif. 3. Pola cause and effectPengembangan paragraf dengan pola cause and effectmerupakan teknik analisis sebab akibat dari topik yang akan dijelaskan. Contoh-11 Salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi adalah usia hidup. Semakin tinggi usia seseorang maka permeabilitas pembuluh darah sempit dan kaku. Kondisi ini menyebabkan tekanan darah terhadap dinding pembuluh darah menaik. Jika didiamkan hal tersebut dapat menyebabkan kondisi hipertensi. Berbagai penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kenaikan tekanan darah dengan usia pasien. Ade Heryana Pengembangan Paragraf Secara Efektif Universitas Esa Unggul 9 4. Pola comparison or contrastPada pola ini penulis mengembangkan paragraf dengan membandingkan dan membuat kontradiksi antara dua topik. Contoh-12 Dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan peran fasilitas kesehatan tingkat pertama FKTP pada asuransi kesehatan tradisional dan Managed Care. Pada Managed Care, FKTP berfungsi sebagai gatekeeper atau menyaring pasien-pasien yang sebaiknya dilayani di tempat atau dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat dua. Peran demikian tidak terjadi pada asuransi kesehatan tradisional. 5. Pola definitionPola definition memungkinkan penulis untuk mengembangkan paragraf dengan mendefinisikan istilah atau konsep dari topik. Contoh-13 Terdapat perbedaan pengertian Managed Care menurut berbagai ahli jaminan kesehatan. Green & Rowell 2011 menyatakan managed care dibentuk untuk mengembangkan suatu metode/cara yang dapat menghasilkan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan komprehensif menyeluruh bagi pasien atau anggota managed care. Sering orang menyebutnya sebagai asuransi kesehatan modern yang bersifat lebih kompleks dibanding asuransi kesehatan konvensional. Sementara menurut Veeder 2013, managed care merupakan sistem pemberian pelayanan kesehatan yang kompleks. Kompleksitas ini disebabkan dua tujuan utama dari managed care yaitu efisiensi biaya dan efektifititas dalam pelayanan kesehatan. 6. Pola division-classificationPada pola ini, penulis mengembangkan paragraf dengan memmisah-misahkan ke dalam bagian-bagian atau mengklasifikasikan topik ke dalam beberapa kategori. Contoh-14 Experience rating adalah metode pemeringkatan yang menetapkan besar premi asuransi berdasarkan jumlah klaim saat ini atau sebelumnya dari suatu kelompok. Metode ini terdiri dari dua jenis, yaitu 1. Prospective experience rating, yaitu metode rating yang menetapkan perusahaan asuransi menghitung premi berdasarkan jumlah klaim yang sudah terjadi 2. Retrospective experience rating yaitu metode rating yang menetapkan kelompok calon nasabah menanggung sebagian atau seluruh risiko, biasanya diterapkan pada kelompok nasabah perusahaan besar. Ade Heryana Pengembangan Paragraf Secara Efektif Universitas Esa Unggul 10 B. Pola DescriptionDengan pola description, penulis mengembangkan paragraf dengan menggambarkan secara tertulis dari orang, tempat, atau sesuatu. Contoh-15 Universitas Esa Unggul UEU adalah Perguruan Tinggi Swasta PTS yang didirikan pada tahun 1993 dibawah naungan Yayasan Pendidikan Kemala Mencerdaskan Bangsa. Dalam satu dekade, UEU mengalami perkembangan yang pesat dan menjadi salah satu PTS terkemuka di Jakarta. Sejarah mencatat bahwa UEU adalah PTS yang merintis dan mempelopori pendirian Akademi Rekam Medik ARM dan Program Sarjana Terapan Fisioterapi yang pertama di Indonesia. Program peningkatan kualitas akademik mahasiswa dan dosen, pelayanan, sarana dan prasarana, penelitian dan pengabdian masyarakat serta kualitas lulusan menjadi prioritas utama untuk mencapai World Class University. Lokasi UEU berada di daerah strategis di wilayah Jakarta Barat. Kampus yang berlokasi di sisi jalan Tol Tomang – Kebon Jeruk ini mudah dicapai dari seluruh penjuru Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor dan sekitarnya. Dengan areal kampus hijau seluas 4,5 ha di jantung kota Jakarta, UEU terus berkembang sebagai Urban Campus yang menjadi kebanggaan masyarakat. C. Pola NarrationPola narrationmengembangkan paragraf dengan memnceritakan kisah atau sejarah dari suatu kejadian. Contoh-16 Setelah berbicara tentang Dayak Ngaju dan Kaharingan secara umum, mari bergeser ke arah Kabupaten Katingan yang bisa ditempuh selama 1,5 jam perjalanan darat dari Kota Palangka Raya. Jarak tempuh tersebut adalah jarak dari Kota Palangka Raya menuju ibukota Kabupaten Katingan yaitu Kasongan. Di Katingan, kami tidak hanya menemukan cerita menarik tentang Dayak dan Kaharingan, tetapi juga cerita tentang baram. Semula kami sama sekali tidak tahu jika salah satu daya tarik yang ada di Kabupaten Katingan adalah baram, yaitu minuman alkohol tradisional yang dibuat melalui fermentasi beras, ragi, dan rempah-rempah. Kami belum pernah melihat seperti apa bentuk baram dan bagaimana rasanya. Topik tentang baram terdengar eksotis bagi beberapa orang yang pernah bertukar pikiran dengan kami. Tetapi sesungguhnya kami tidak pernah sekalipun berpikir untuk menjadikan eksotisme’ baram sebagai alasan mengapa kami memilih topik baram, karena bagi kami mencari tahu alasan mengapa orang meminum baram dan apa yang mereka rasakan, jauh lebih menarik. D. Pola Argumentation Ade Heryana Pengembangan Paragraf Secara Efektif Universitas Esa Unggul 11 Pada pola ini, penulis mengembangkan paragraf dengan menjelaskan topik yang kontroversi atau mempertahankan sudut pandang yang berbeda secara umum. Contoh-17 Masyarakat hanya menanam padi sebanyak satu kali setahun dan dipanen satu tahun sekali juga. Hal tersebut bukan karena masyarakat tidak ingin lebih produktif dalam bercocok tanam padi, tetapi ada rentang waktu di mana pada saat mereka tidak mengurus padi, mereka menggunakan waktu tersebut untuk hal lain. Misalnya membantu panen ladang milik kerabat, atau berkonsentrasi pada acara adat yang biasanya terjadi pada bulan tertentu setelah panen. DAFTAR PUSTAKA Holtom, D., & Fisher, E. 1999. Enjoy Writing Your Science Thesis or Dissertation. Imperial College Press. Langan, J. 2010. Exploring Writing Sentences and Paragraphs. McGraw-Hill. ... Untuk dapat menyusun paragraf secara logis dibutuhkan keterampilan yang disebut dengan paragraphs development atau teknik mengembangkan sebuah paragraf dari satu topik Heryana, 2022 Tim pengabdian kepada masyarakat melakukan evaluasi dengan menyebarkan angket kepada para peserta. Berdasarkan angket tersebut, diperoleh data kepuasan kegiatan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. ... Stella TalithaSuhendraRina RosdianaPermasalahan yang dihadapi adalah belum adanya tajuk rencana dalam surat kabar daring Solusi yang ditawarkan oleh tim pengabdi adalah memberikan pelatihan dan pendampingan kepada mitra. Metode yang dilakukan dalam PkM ini, yaitu pertama menetapkan mitra sasaran dan mengajukan kerja sama. Selanjutnya melakukan koordinasi dengan pimpinan redaksi dan menyusun materi yang akan diberikan dalam pelatihan, yaitu berupa materi pengembangan gagasan dan tajuk rencana. Dalam tahap pelaksanaan kegiatan, metode yang tim gunakan, yaitu dengan metode ceramah, demonstrasi, diskusi, dan tugas. Target yang telah dicapai oleh kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bekerja sama dengan secara umum adalah mitra memiliki dasar untuk pembuatan tajuk rencana. Target khusus yang telah dicapai dalam kegiatan ini di antaranya 1 meningkatkan kemampuan pengembangan gagasan dalam penyusunan artikel berita, 2 meningkatkan pengetahuan jenis-jenis tajuk rencana. Simpulan dari kegiatan ini adalah upaya pembuatan tajuk rencana dalam surat kabar daring dapat dilakukan dengan pelatihan dan pendampingan dalam penulisan dan pengembangan gagasan has not been able to resolve any references for this publication.